Powered By Blogger

Sabtu, Januari 17, 2009

Korban Tewas Menembus Angka 1.150

Gaza: Agresi militer Israel ke Jalur Gaza, genap memasuki pekan ketiga, Jumat (16/1). Tercatat lebih dari 1.150 jiwa telah melayang. Sedangkan 5.160 orang mengalami cedera. Sepanjang Jumat kemarin, rudal demi rudal terus dimuntahkan mesin tempur Negeri Zionis ke berbagai lokasi di Gaza.

Sasarannya tak hanya bangunan milik kelompok Hamas. Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, pun digempur dengan menggunakan tank-tank Israel. Petugas medis dan warga pun panik. Namun apa daya, tak ada yang bisa dilakukan untuk menahan serangan Israel. Rumah sakit itu pun hancur diterjang rudal Israel [baca: Tentara Israel Makin Tingkatkan Serangan].

Sebuah masjid turut dilaporkan menjadi sasaran tembak serdadu Negeri Yahudi menjelang ibadah salat Jumat. Serangan darat Israel juga dilancarkan di Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza. Tank-tank Israel menyerang sejumlah lokasi yang disinyalir tempat persembunyian pejuang Hamas.

Sedangkan bukti penggunaan bom fosfor putih oleh Israel semakin kuat. Para dokter di Klinik Luka Bakar Adnan Al-Alami menegaskan hal ini. Terdapat 10 kasus luka bakar yang membuktikan penggunaan bom fosfor putih oleh Israel adalah suatu pelanggaran terhadap hukum internasional.

Sementara, upaya diplomasi untuk mencapai gencatan senjata terus digalang oleh negara-negara Arab dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Darurat Negara-negara Arab di Kota Doha, pemerintah Qatar mengumumkan pembekuan hubungan bilateral dengan Israel untuk memprotes agresi Negeri Zionis ke Gaza.

Namun upaya diplomasi mencapai kesepakatan gencatan senjata ditolak Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshal. Ia menegaskan gencatan senjata hanya dapat dicapai bila Israel mencabut blokade dan membuka seluruh pintu perlintasan ke Gaza.

Seruan gencatan senjata kembali disuarakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon saat berkunjung ke Ramallah, menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Adapun Israel dilaporkan tengah mempertimbangkan proposal gencatan senjata yang ditawarkan Mesir. Dalam proposal tersebut, Mesir akan menutup jalur penyelundupan senjata yang dijamin Amerika Serikat. Sementara diskusi pembukaan blokade Gaza akan digelar dalam beberapa waktu mendatang.

Israel akan menghentikan serangan, tapi sewaktu-waktu dapat kembali digelar jika Hamas terus menembakkan roket ke wilayah mereka. Keputusan diterimanya proposal Israel ini akan diketahui Sabtu pagi atau Jumat malam waktu Israel.

Seiring dengan meningkatnya gempuran Israel, unjuk rasa menentang agresi militer Negeri Zionis ke Gaza hingga kemarin masih terus disuarakan dunia internasional. Demonstrasi di Tepi Barat, Palestina, untuk pertama kalinya memakan korban.

Tembakan gas air mata dilepaskan tentara Israel untuk meredam unjuk rasa ratusan warga Hebron, Tepi Barat. Tidak puas dari jarak jauh, tentara Israel berupaya mendekat ke arah kerumunan pengunjuk rasa. Bahkan, tembakan senapan otomatis pun diletuskan prajurit Israel terhadap demonstran. Akibatnya seorang pengunjuk rasa tewas ditembak. Lima lainnya cedera dalam insiden ini.

Bentrokan warga dengan tentara Israel juga terjadi di pos penjagaan Qalandiya, dekat Kota Ramallah. Tembakan gas air mata turut dilepaskan serdadu Israel. Namun tak dilaporkan adanya korban jiwa. Selain di Tepi Barat, unjuk rasa juga berlangsung di Jerusalem Timur dan Ramallah.

Di belahan dunia lainya, unjuk rasa juga berakhir bentrok di Srinagar, India. Pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi yang hendak membubarkan aksi anti-Israel. Tembakan gas air mata polisi justru dibalas pengunjuk rasa dengan lemparan batu.

Aksi serupa berbuntut ricuh juga terjadi di ibu kota Yordania, Amman. Ini menyusul dicegahnya upaya demonstran memasuki Kedutaan Besar Israel oleh polisi antihuru-hara. Satu orang cedera dalam insiden ini.

Namun aksi yang berbeda digelar warga Teheran, Iran. Mereka menuntut para pemimpin negara Arab seperti Raja Abdullah II dari Yordania, Presiden Mesir Husni Mubarak, serta Raja Arab Saudi Abdullah untuk bertanggung jawab atas tewasnya seribu lebih warga Gaza di tangan militer Israel.

Agresi Israel tidak saja mengancam kehidupan warga Gaza, melainkan juga para relawan kemanusiaan yang bekerja di kawasan tersebut. Mereka yang mengabdi tak kenal lelah justru ikut menjadi korban serangan membabi buta Israel.

Wartawan SCTV Mauluddin Anwar dan Yon Helfi melaporkan, bantuan dari berbagai negara terus mengalir ke perbatasan Rafah, Mesir. setelah beberapa jam menunggu, bantuan obat-obatan dan peralatan medis ini kemudian diangkut ke perbatasan Gaza. Bantuan kemudian dipindahkan ke truk-truk yang akan membawa ke Jalur Gaza.

Para sopir itu akan membawa bantuan ke berbagai wilayah Gaza, terutama ke rumah sakit yang kini kekurangan obat dan peralatan medis. Mereka tak kenal lelah dan tentu saja harus menantang maut demi menyalurkan bantuan dari seluruh dunia itu sampai ke tangan warga Gaza yang membutuhkan.

Karena gencarnya agresi Israel, perjalanan di Gaza yang tak sebesar wilayah Jakarta pun harus ditempuh berhari-hari. Ini mengingat setiap bom bom berjatuhan di kawasan yang dilintasi. Para relawan medis juga bekerja tak kenal lelah meskipun maut selalu mengancam. Mereka mengevakuasi korban agresi Israel ke rumah sakit di Gaza maupun ke perbatasan Mesir.

Sumber : liputan6.com

Tidak ada komentar:

 

Copyrighted (C) 2009 by Iman Wibowo